Pohon Bungur untuk Penghijauan Kota

10:26 PM

Kamu pernah lihat pohon bungur ngga?

Pohonnya tidak terlalu tinggi, bunganya warna ungu, belakangan ini sering digunakan sebagai tanaman hias di Jakarta. Kalau kamu suka ke Gelora Bung Karno, mungkin pernah lihat pohon ini di pedestrian lingkar luarnya. Pohon ini juga ada di pedestrian dekat Bundaran HI.
Pohon bungur di dekat Gelora Bung Karno.
Pohon bungur adalah salah satu pohon favoritku. Pohon ini spesies asli dari Indonesia, yang juga tersebar cukup luas di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia, kita bisa menemukannya di hutan-hutan Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.

Pohon bungur termasuk yang rajin berbunga. Bunganya warna ungu dan saat berbunga biasanya bunga bermekaran dengan banyak. Biasanya pohon berbunga saat mau masuk musim hujan. Daunnya pun lebar sehingga bisa memberikan kerindangan di pinggir jalan. 

Nama latin pohon bungur adalah Lagerstroemia speciosa. Nama Lagerstroemia berasal dari nama seorang naturalis Swedia bernama Magnus von Lagerstroem. Magnus kemudian memberikan spesimen pohon bungur kepada Carl Linnaeus, botanis Swedia terkemuka yang banyak mendeskripsikan berbagai tumbuhan serta membuat sistem penamaan makhluk hidup.


***
Bungur di Bundaran HI
Aku baru tau, ternyata banyak orang yang memanfaatkan pohon bungur sebagai pohon obat.

Di Filipina, daunnya dijadikan teh herbal untuk menurunkan gula darah dan mengurangi berat badan. Di India, daunnya diolah menjadi obat diabetes melitus. Bunganya yang cantik bisa dimanfaatkan sebagai hiasan pada makanan atau dimakan sebagai salad, sup, makanan penutup, maupun minuman.

Banyak penelitian yang mengidentifikasi beragam kandungan kimia yang ada di pohon bungur. Bungur memiliki zat anti-mikroba, anti-oksidan, anti-kanker, anti-diabetik, anti-obesitas, anti-inflamasi, analgesik, dan lain sebagainya.

***
Aku habis lari, foto dulu sama pohon bungur yang berbunga.
Kalau ku perhatikan, pohon bungur di trotoar Jakarta itu banyak yang kena serangan serangga setelah pohon tersebut berbunga. Aku ngga tau apakah gejala ini cukup umum atau hanya kebetulan saja di pohon-pohon yang ku lihat.

Namun, ku rasa pohon ini bisa menjadi pilihan tepat untuk penghijauan daerah perkotaan, dibanding menanam pohon Tabebuia yang bukan dari Indonesia. Bentuk bunganya mirip, ukurannya mirip.

Menurut ku kita perlu mengembangkan dengan serius, jenis-jenis pohon lokal untuk penghijauan. Sekarang ini, kalau kita ke taman-taman di Jakarta, isinya mayoritas tanaman yang bukan asli Indonesia. Padahal banyak pohon-pohon Indonesia yang cantik-cantik. 

Ku pikir, pohon lokal Indonesia tidak banyak digunakan karena susah cari bibitnya. Misalnya saja pohon kenanga, aku cari pohon kenanga itu susah sekali, baru ketemunya di pinggir jalan arah Bogor. Jarang tukang pohon yang jual pohon kenanga atau pun pohon bungur. Padahal kalau cari tabebuia gampang sekali, ada di mana-mana.

Aku ngga tau mesti mulainya dari mana ya. Ku rasa, yang paling optimal itu mungkin dari Dinas Pertamanan kota. Mereka perlu perbanyak jenis-jenis pohon lokal dan menggunakannya untuk taman-taman di Jakarta. Kalau perlu, sekalian bikin kebijakan atau aturan jenis apa saja yang wajib ditanam oleh pengembang/kontraktor dalam setiap taman. Biar di taman-taman itu isinya pohon dan tanaman lokal Indonesia yang cantik-cantik, bukan tanaman dari Amerika Selatan terus.

You Might Also Like

0 comments

Subscribe