Jenis Tumbuhan di Relief Candi Borobudur

8:12 PM

Saat jalan-jalan ke Candi Borobudur bulan Oktober tahun lalu, saya sempat bertanya-tanya soal relief tumbuhan yang ada di dinding candi tersebut. Banyak sekali relief-relief tumbuhan yang sangat menarik. Saya penasaran apakah sudah ada penelitian yang berusaha mengidentifikasi relief yang ada di Candi Borobudur.


Sewaktu main ke Candi Borobudur, Oktober 2019. (Foto oleh Tito Ardian)
Senang sekali rasanya ketika pagi ini saya membaca publikasi penelitian tentang relief tumbuhan di Borobudur! Penelitian tersebut dilakukan dan ditulis oleh para peneliti LIPI dan Balai Konservasi Borobudur. Artikel singkat kali ini akan membahas tentang hasil penelitian tersebut. Selamat membaca!

**

Candi Borobudur adalah candi Budha terbesar di dunia yang bernilai sejarah sangat tinggi. Candi ini didirikan sekitar abad ke-8 pada masa Dinasti Syailendra, Kerjaaan Mataram Kuno. Candi Borobudur dibangun para pengikut ajaran Budha sebagai tempat untuk memuliakan Budha dan tempat ziarah untuk membimbing umat manusia menuju kebijaksanaan. Borobudur menyimpan cerita-cerita tradisi Budha yang tidak dapat ditemukan di tempat lainnya. Pada tahun 1991, UNESCO mengukuhkan Candi Borobudur ke dalam daftar World Heritage atas kekayaan sejarah yang tidak ternilai harganya ini.

Candi Borobudur berbentuk segi empat, terdiri dari 5 platform di bagian bawah, 3 platform lingkaran di bagian tengah, dan satu stupa besar sebagai titik tertinggi. Terdapat lebih dari 2,600 relief dekoratif maupun naratif yang menceritakan perjalanan hidup Budha.

Bentuk relief Candi Borobudur sangat menarik karena menggambarkan keterikatan hidup manusia dengan alam, tumbuhan, dan hewan. Setidaknya ada 1,400 panel relief naratif dari bagian bawah hingga bagian tengah candi. Panel-panel ini dikelompokkan menjadi lima cerita, salah satunya bernama Lalitawistara.

Para peneliti dalam artikel ini memilih untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang ada di relief Lalitawistara. Selain memiliki jumlah relief yang paling sedikit, hanya 120 panel, Lalitawistara juga menceritakan awal mula perjalanan hidup Budha dari surga Tusita sampai beliau memberikan khutbah pertamanya. Cara identifikasi jenis tumbuhan dilakukan dengan melihat bentuk tumbuhan di relief (daun, bunga, buah, perawakan, dan sebagainya), serta membandingkannya dengan literatur yang disebut Lalitawistara sutra.

Ternyata, beberapa jenis tumbuhan merupakan jenis yang sangat penting bahkan tidak bisa tergantikan oleh jenis-jenis lain. Bila jenis tumbuhan diubah, akan mengubah makna cerita. Jenis tumbuhan penting ini antara lain pohon bodhi (Ficus religiosa), pohon ashoka (Saraca asoca), dan lotus (Nelumbo nucifera). Pohon bodhi melambangkan pohon kehidupan atau pohon kebijaksanaan, pohon Ashoka bermakna tanpa kemalangan atau seseorang yang tidak memiliki kemalangan, dan terakhir lotus menyimbolkan kesucian dan kelahiran kembali.
Contoh relief tumbuhan di Candi Borobudur. Keren sekali ya.
Jenis-jenis tumbuhan pada Lalitawistara dipatri dalam berbagai lanskap seperti di kebun, hutan, tepi sungai, dan sebagainya. Ada jenis tumbuhan yang banyak sekali dipakai misalnya manga, yang memang banyak ditanam di dataran Jawa. Ada pula jenis tumbuhan imaginatif yang melambangkan makna tertentu, seperti kalpaltaru dan sulur-suluran. Kalpataru berasal dari kata kalp atau keinginan dan taru atau pohon, hingga kalpataru bermakna pohon yang dapat mengabulkan segala keinginan manusia. Biasanya kalpataru dipatri dalam bentuk campuran beberapa tumbuhan serta ornament bunga yang indah. Sulur-suluran yang biasanya digambarkan sebagai tumbuhan merambat, bermakna kesuburan atau kemakmuran.

Meskipun para peneliti menemukan berbagai kendala saat mengidentifikasi tumbuhan pada relief Lalitawistara, mereka berhasil mengidentifikasi 63 spesies tumbuhan dari 34 famili dan 53 genus. Angka yang sangat tinggi, bahkan lebih banyak dari jumlah spesies yang ada dalam literatur Lalitawistara sutra. Para peneliti juga bisa mengetahui jenis tumbuhan dominan yang ada di relief Lalitwistara, salah satunya dari famili Fabaceae yang sepertinya memang sangat penting bagi masyarakat jawa pada masa itu.

Para peneliti juga menemukan beberapa spesies asli India dan beberapa spesies asli Indonesia. Hal ini menunjukkan pertukaran tumbuh-tumbuhan sudah terjadi pada masa itu, yang barangkali terkait dengan perdagangan serta aktivitas religius baik di Indonesia maupun India. Hal menarik lainnya adalah betapa pemahat relief Candi Borobudur memiliki ikatan erat dengan alam. Mereka dapat memahat berbagai jenis tumbuhan dengan cukup presisi sesuai dengan morfologinya tumbuhan aslinya.

Hasil penelitian ini juga disarikan dalam bentuk film singkat yang bisa kamu saksikan di channel Youtube LIPI:

Buat saya, penelitian ini sangat menarik. Saya sangat mengapresiasi kerja keras para peneliti dalam upaya melestarikan arsitektur dan budaya sejarah yang bernilai tinggi ini. Saya berharap hasil penelitian ini didesain sedemikian rupa seperti kartu identifikasi yang bisa dibawa saat turis mengunjungi Candi Borobudur. Saya membayangkan bagaimana serunya lihat-lihat relief sambil tebak-tebakan jenis tumbuhan dan mencocokkannya dengan kartu identifikasi tersebut. Mungkin suatu saat nanti akan ada yang membuatnya.

Kalau kamu mau baca cerita yang lebih lengkap, kamu bisa mengakses hasil penelitiannya di sini. Terima kasih sudah mampir dan membaca cerita ini!


Diny

You Might Also Like

0 comments

Subscribe